"Sebagian orang berharap dapat menikah dengan laki-laki yang mereka cintai. Doaku sedikit berbeda: Aku dengan rendah hati memohon kepada Tuhan agar aku mencintai laki-laki yang aku nikahi"
What a wonderful words.. inspiring, dan siapa tahu bisa saja kita yang akan berada pada posisi tokoh utamanya?
Don't judge a book by it's cover sangat pas untuk menggambarkan nasib buku ini. Terbit dari tahun 2004 di Indonesia, dan kalah pamor dibandingkan Ayat-ayat Cinta just because the cover and the publisher. Yup, membuat buku ini sama sekali ga menarik untuk dibaca. Kusam, berwarna abu-abu dengan Font berwarna merah aneh untuk tulisan "Cinta yang Terlambat". Well, judulnya pun udah ga banget. Apalagi kalo liat publishernya adalah Pustaka Hidayah (apaan tu?). Kata-kata seperti : "Novel Pakistan paling Greget" tetap kurang kuat untuk membuat buku ini dilirik pada pandangan pertama. But, sekali lagi, don't judge begitu aja karena dapat dipastikan Anda akan mengalami penyesalan mendalam yang hampir sama dengan Ami ;) (untungnya, diriku dah membaca novel ini sejak awal 2006 lalu. hehehe, telat 1,5 taun lah..)
One thing for sure, jika Anda pecinta novel ayat-ayat cinta, Anda akan merasakan suatu hentakan kekagetan karena menemukan sebuah novel yang akan membuat ayat-ayat cinta dilupakan. Bisa dibilang, you can not compare kedua novel tentang cinta islami ini karena levelnya yang sangat jauh berbeda.
Cinta yang terlambat ditulis dengan gaya yang ringan dan mudah dibaca. Tidak berbelit, to the point dan penuh dengan humor. G nyangka kalo ini adalah novel terjemahan. Sejak awal, novel ini sudah mampu membawa pembacanya untuk terus merasa penasaran dan ingin mengikuti lembar demi lembar tanpa terlewat sedikitpun. Dan yang lebih mengherankan adalah kemampuan penulisnya (which is Dr Ikram Abidi) untuk tetap mempertahankan alur yang tidak bisa ditebak sampai hampir akhir! Belum lagi kekuatan pemahaman penulis terhadap Islam, konflik yang terjadi dan penyelesaian yang indah. my four thumbs up ga akan cukup untuk bilang: betapa brilliant nya penulis menceritakan "inilah konsep Islam terhadap Cinta".
Dibuka dengan alur flash back.. langsung dibuat bertanya-tanya ada apa dengan orang ini? bagaimana latar belakangnya? akhirnya secara ga sadar kita akan terus dibawa penulis menyusuri setiap pesona kata-kata. Konflik, ketegangan, sambil ga lupa membayangkan seberapa tampan dan cantiknya tokoh-tokoh dalam buku ini (well, pakistan gitu lho ;) ). Kekesalan, tangisan dan keharuan dipadu padankan dengan sisi kesabaran, ketenangan dan kerendahan hati. Subhanallah, begitu banyak hikmah yang bisa diambil dari sini.
Jadi, untuk pecinta cerita berkualitas (bukan hanya novel), buku ini sangat (kalo perlu diulang 100kali) worth untuk dibaca. Dan untuk pembaca ayat-ayat cinta, skarang udah bukan jamannya d.. ;D
Monday, November 19, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment